Selamat pagi, sahabat.
Pagi tadi saya terbangun lalu teringat seseorang yang sangat saya cintai yang telah berpulang ke sisi Allah. Beliau adalah Ayah saya, seorang laki-laki penyabar yang mendedikasikan hampir seluruh hidupnya untuk orang lain. Saya sangat bangga menjadi putera ayah, saya mengagumi kebersahajaan ayah, dan terlebih lagi saya sangat mencintai ayah. Ya, sangat mencintainya!
Saya kemudian teringat dengan kata-kata bijak Oscar Hammerstein:
“Genta bukanlah genta sebelum dibunyikan
Lagu bukanlah lagu sebelum dinyanyikan
Cinta di sanubari bukan untuk dipendam
Cinta bukanlah cinta sebelum dipersembahkan”
Bahwa cinta bukanlah sekadar pemanis kata, itu benar. Bahwa cinta bukanlah sekadar permainan lidah yang tak bertulang, itu pun pasti benar. Tapi bahwa cinta haruslah dinyatakan, diucapkan, dideklarasikan, itu juga tak ada salahnya sedikitpun. Maka persembahan cinta yang sejati adalah dengan lisan dan dengan tindakan. Sebuah kebenaran yang tak perlu dibantah, bukan?
Sahabat,
Pernahkah terpikir seandainya kamu mengalami hal seperti yang saya alami? Seseorang yang sangat kamu cintai mendadak pergi untuk selamanya tanpa pernah sekalipun mendengarkan persembahan cintamu?
Sahabat,
Kita terkadang begitu mudahnya mengumbar kata cinta kepada gebetan, pacar, isteri… Kita mengganti Display Name dan Contact Name gebetan dengan: “My Honey”, Sayangku”, “Cintaku”… Kita mem-follow akun-akun twitter yang berisi kata-kata cinta hanya untuk meng-copy dan meneruskannya kepada pujaan hati kita. Kita browsing situs-situs kata cinta, kata mutiara, kata rayuan gombal… untuk mencari untaian kata indah lalu dipersembahkan kepada sang kekasih hati…
Tapi, pernahkah kita melakukannya untuk ayah dan ibu kita? Seberapa sering kita mengirimkan ucapan selamat pagi kepada mereka? Seberapa sering kita menuliskan pesan “Aku Mencintaimu, Ibu, atau Aku mencintaimu, Ayah”? Seberapa sering kita menelepon ayah dan ibu, menanyakan kabar, mengucapkan selamat malam, selamat tidur, selamat pagi dan menyatakan betapa kita mencintai mereka?
Sahabat,
Jika kamu mencintai ayah dan ibu kamu, mulailah hari ini dengan persembahan-persembahan kecil yang dapat kamu lakukan. Mungkin akan terasa janggal buatmu, mungkin tak semudah menyatakan cinta kepada gebetan. Tapi kalau kamu tidak memulainya sekarang, boleh jadi kamu tidak akan melakukannya sampai kapanpun sebab kita tidak pernah tahu hingga kapan Allah berkenan mempersatukan kita dan mereka di dunia.
Sahabat,
Mengutip lagu “If Tomorrow Never Comes”-nya Ronan Keating: If tomorrow never comes, will she know how much I loved her? (Jika hari esok tak pernah tiba, akankah dia mengerti betapa aku mencintainya?”
Maka sahabatku,
Katakanlah cintamu, persembahkanlah cintamu kepada mereka yang kamu cintai; kedua orangtuamu, selagi masih ada kesempatan. Teruskan pesan ini kepada mereka, dan katakan:
“Aku Mencintamu, Ibu. Aku Mencintaimu, Ayah…”