Libido atau gairah seksual wanita banyak dipengaruhi oleh siklus menstruasinya. Bagaimana mendeteksinya?

1. Hari 1 sampai 5: Gencatan Senjata
Pada masa ini, wanita yang sudah menikah menghindari segala bentuk hubungan seksual. Kadar estrogen mulai berkembang dan mempunyai andil dalam improvisasi gairah kita. Ingat, karena kadar estrogen masih relatif rendah, sedikit mustahil membangkitkan libido pada masa ini.

2. Hari 7 sampai 10: Gairah Tinggi
Produksi sel telur pada indung telur sudah memasuki putaran berikutnya dan estrogen jadi semakin gencar ‘menyerang’ sistem tubuh. Inilah saatnya bercinta! Meskipun wanita sedang merasa bergairah luar biasa, orgasme tidaklah begitu penting bagi kita, karena pada masa ini wanita lebih tertarik pada sentuhan fisik yang lembut dan penuh kasih sayang.

3. Hari 14: Hati-hati!
Masa pembuahan dan produksi estrogen mencapai puncaknya. Pada masa ini, hormon testoteron punya andil besar dalam mengobarkan gairah seksual wanita. Wanita jadi lebih agresif, karena ‘kolaborasi’ antara hormon estrogen dan oksitosin mempengaruhi perkembangan sensitivitas terhadap sentuhan.

4. Hari 17 sampai 22: Mundur!
Pada masa ini, kadar progesteron atau si hormon penolak mulai aktif. Begitu hormon ini muncul ke permukaan, perasaan wanita jadi dingin, lekas marah dan tidak ramah. Zona erotis yang sensitif pada tubuh wanita menjadi ‘kebal’ dan untuk sementara tidak ada tempat untuk orgasme.

5. Hari 24 sampai 28: ‘Swalayan’
Kadar estrogen dan progesteron semakin menipis, dan testoteron-lah yang mengambil alih kendali gairah kita. Tubuh wanita akan memberi sinyal bahwa dia siap bercinta, meskipun otaknya menolak mentah-mentah. Bisa jadi hormon yang gonjang-ganjing pada masa ini mendorong wanita untuk melakukan ‘swalayan’.