Rencananya mau posting tentang film, sekadar resensi lah buat yang belum nonton. Kebetulan kemarin beli harddisk 2 TeraBytes dari FJB KasKus, sekalian dengan isinya. Tidak tepat 2 TB sih sebenarnya, karena terpotong file system, jadi totalnya cuma 1.81 TB. Perinciannnya 1 TB video karaoke (sekitar 20 ribuan judul), dan sisanya campur-campur game dan film (HD Movie, film-film box office, gak ada JAV apalagi .3gp dan .flv hasil karya handphone lokal). :
Ceritanya harddisk ini bakal dipakai untuk backup dan cloning PC game center. Capek kalau harus terus bergelut dengan virus dari cheat PointBlank. Mending sekalian INUL (INstall ULang) dan pasang Shadow Defender. *Good bye sality dan keluarganya *. Tapi bagaimana mau dipakai kalau space yang tersisa tinggal 100-an MegaBytes? Solusinya? Hapus file yang tidak dibutuhkan! Video karaoke gak mungkin dihapus soalnya saya hobby nyanyi Game bisa sih dihapus, tapi harus diinstall dulu biar gak rugi. Satu-satunya yang paling aman, yah hapus film yang sudah selesai ditonton, karena saya bukan kolektor film.
Kebetulan (lagi), waktu itu rencana install dan configure server baru StatusBooks sedikit tertunda. Jadi saya ada waktu untuk nonton dan hapus film-film yang ada demi sedikit melegakan ruang harddisk. Nah di sinilah sebenarnya muncul niat untuk menulis resensi tentang film-film tersebut. Tapi ternyata seiring berjalannya waktu, niat itu harus saya kubur dalam-dalam. Selain karena waktunya mepet dengan jadwal maintenance server SB, juga karena tiba-tiba saya terjangkit penyakit malas
Install Server StatusBooks
Sabtu siang dijemput sama big boss (maksudnya bos yang besar karena memang body nya besar), Ary, langsung ke Computer City ngambil PC server. Ternyata barangnya belum ready karena harus menunggu komponen yang sedang dalam perjalanan. Akhirnya kita meluncur –serasa sedang main ice skating– ke Graha Pena Fajar, tempat nantinya server SB akan bermukim. Sampai di sana gak nyangka ketemu Heri Irawan, teman se-almamater, mantan ketua angkatan yang sempat dilengserkan dari jabatannya. Dan tidak lama kemudian, turut bergabung pula Dedi Ashadi, yang juga teman kuliah dulu. Jadilah jadwal hari itu berganti judul menjadi: “Mini Reuni Arachnoid FKUH“.
Hampir maghrib, akhirnya kita naik ke lantai 10, ruangan di mana tingkat radiasinya sanggup merontokkan bulu-bulu dan men-sterilkan alat reproduksi manusia. Saya langsung ambil posisi di depan monitor sambil buka-buka manual book yang memang sudah disiapkan lewat iPhone saya. Sementara Dedi entah kenapa tiba-tiba mengingatkan saya pada asisten laboratorium anatomi yang sedang mengawasi ujian. Waktu itu mungkin 30 juta member SB di seluruh dunia sedang menanti saat-saat mereka bisa online kembali. Mungkin juga itu bohong dan hanya ke-lebay-an saya semata. Tapi yang pasti Bapak Penggagas SB, Bang ASA sudah beberapa kali mengirim SMS ke handphone saya dan –tentu saja– ke handphone big boss, Ary. Nama yang terakhir ini bukannya tidak sedang gelisah dan harap-harap cemas menanti ‘kemampuan’ saya menghidupkan server. Dari pihak mempelai wanita member ada momod EYS dan Om Mus yang kelihatannya turut memantau jalannya pertandingan. Tidak ketinggalan ibunda saya yang mengingatkan makan malam dan minum kopi, sekaligus memastikan bahwa SB akan baik-baik saja.
Satu jam kemudian, akhirnya saya sadar bahwa rencana instalasi yang cuma 3 jam tidak bakalan bisa tercapai. Proses upgrading paket dari server CentOS ternyata harus berjalan lambat karena koneksi yang tidak stabil. Tapi kita nekat menunggu, sambil ngobrol ngutara-nyelatan ngalor-ngidul, tentang ruang ICU, operasi cesar, sampai masalah PIN Blackberry Messenger. Menjelang subuh barulah kita sama-sama menyerah dan memutuskan untuk menunggu proses upgrading di rumah masing-masing. Sampai di sini, cerita tentang server SB sudah selesai. Karena besok paginya saya tinggal berdua dengan big boss untuk menyelesaikan konfigurasi yang tertunda. Malamnya –kalau tidak salah– server SB sudah kembali online.
Error: Custom Resolution 1440×900 px Tidak Tersedia di Intel Desktop Board GFX Driver
Selesai install server SB, saya harusnya tinggal menikmati film-film di harddisk yang belum sempat ‘ter-tonton-kan’. Tapi ternyata masih ada kerjaan yang lebih berat, install ulang 21 PC dengan 3 mainboard yang berbeda-beda. Artinya saya harus bikin 3 paket cloning. No problem. Cloning pertama, 6 PC beres. Masing-masing hanya 30-an menit, pakai HDClone. Masalahnya muncul waktu install driver VGA di PC game yang menggunakan Intel Desktop Board. Karena ternyata driver terbaru Intel tidak support resolusi 1440×900 pixel. Sementara saya menggunakan monitor LG Wide Screen yang kalau dipaksakan dengan resolusi default, gambarnya bisa jadi aneh.
Setelah searching dan kembali berguru sama pak Google, akhirnya saya temukan solusinya, yaitu dengan mengedit file igxp32.inf yang terdapat di paket driver Intel. Nah, step by step-nya:
1. Cari baris ini:
HKR,, TotalDTDCount, %REG_DWORD%, 0 ; This shows number of DTDs to be used. ; 0-->Disable the feature.
Kemudian ganti angka 0 dengan angka 5, seperti ini:
HKR,, TotalDTDCount, %REG_DWORD%, 5 ; This shows number of DTDs to be used. ; 0-->Disable the feature.
2. Lima baris berikutnya adalah custom resolution yang dapat ditambahkan setelah driver terinstal. Empat baris pertama sudah di-set untuk resolusi 1920×1080@60, 1920×1080@50, 1280×720@60 dan 1280×720@50. Sedangkan baris kelima tidak diatur nilai hex-nya. Baris inilah yang saya edit untuk menambahkan resolusi 1440×900@60:
HKR,, DTD_5,%REG_BINARY%, 97,29,A0,D0,51,84,20,30,50,98,13,00,00,00,00,00,00,1C,37,01 ;1440x900@60
Problem’s solved, dan saya lega. Tapi ternyata belum benar-benar lega. Entah kenapa, tiba-tiba 3 biji unit monitor mati total. Saya sempat searching lagi, ketemu lagi sama si Google. Dari beberapa artikel yang saya baca, konon katanya masalah monitor LCD LG Flatron yang tersering adalah di kapasitornya. Secara teknis komponen ini harus diganti, mulai dari buka casing, copot kapasitor yang membengkak, kemudian pasang yang baru menggunakan solder. Sampai di sini, saya angkat tangan. Mending lapor ke pihak yang berwenang. Kalau urusannya bongkar-membongkar, saya tidak berani. Dari kecil dulu kemampuan saya hanya bongkar-simpan, bukannya bongkar-pasang.
Well, pesan moral dari cerita saya ini, yang namanya masalah pasti ada saja. Tidak memilih kapan waktunya, tidak memilih siapa orangnya. Tapi tidak ada masalah yang tidak dapat terselesaikan, selama mau berusaha pasti ada jalan. Bukan begitu?
7 July 2011 at 23:15
Dokter Antz Tom, bagaimana info terakhir penyakit SB???
7 July 2011 at 07:25
Alhamdulillah…sangat pantas kt syukuri, smua sdh selesai dgn baik,Ini menambah kebanggaan mama padamu,kukatakan menambah krn sejak kecil memang slalu membuat kami bangga…kl membongkar itu memang hobi dr kcl. Kl ke toko tdk mau keluar kl tdk bawa mainan, sampai di rmh blm 5 mnt mobil sdh dimutilasi kepala dimana ban dimana,selain membongkar ada jg hobi lain, suka tangkap kadal, cicak atau kodok lalu di suntik ( suntikanx terpaksa kami minta sm penjual parfum yg jualan ke rmh ) ini diusia 1 sampai 3thn…di usia sekolah dari sd sampai slta slalu persembahkan nilai tertinggi (juara 1)…tamat slta dgn juara umum irian jaya, dan kemudian kami ketahui dari gurux kl ternyata nilaix tertinggi (nasional)… maaf bg yg membaca, ini hanya kebanggaan se org Ibu pd putrax, bukan bermaksud menyombongkan… galihlah potensi yg ada padamu, dan persembahkanlah pada bangsa dn negara ini… Doa mama slalu menyertaimu, smg Tuhan slalu melindungimu…Aamiin…
7 July 2011 at 07:51
@mom: thx, mom… santai saja, di sini semua ‘keluarga’ ta tonji
7 July 2011 at 00:36
good job
7 July 2011 at 07:50
@Ary: you’re welcome, big boss.
7 July 2011 at 00:11
wadooh ni dokter sesat bukannya ngurusin pasien malah ngurusin komputer…
7 July 2011 at 00:12
wuakakakaka.. dokter komputer..
7 July 2011 at 07:49
@Mus: kata mas widuri: big boss itu dalam tas nya bukan bawa stetoskop, tapi tang crimping
7 July 2011 at 07:20
kita memang tersesat didalam ke remangan parnetr…wkwkwkkw.tp kita sukses mengkadali teman2 seangkatan yg tidak tersesat….Ex waktu malam install server SB kita kan ditemani sampe pagi dengan Dokter Hery ( spesialis Anastesi ) dan asisten senior anastesi Dr.ashadi…bukannya ke kamar operasi tp mlh tongkrongin SB…kita sukses ngerjain mereka wkwkkw
7 July 2011 at 07:48
hehehehe! sebagian tokoh dalam cerita ini memang ‘tersesat’
6 July 2011 at 10:27
maksimalkah hasilnya klo drivernya diedit gitu tom..?? monitorku samsung..
6 July 2011 at 10:28
yaps.. so far so good…. daripada nda jadi wide screen nya? itu juga gegara update driver baru. padahal yang lama dulu normal
6 July 2011 at 10:23
tapi mau nanya, itu koq sebelum nyebutin nama sy, ada tulisan dari pihak mempelai wanita, trus dicoret pula…
apa mksdnya yah ka??? *tanda tanya besar. hahahaa
6 July 2011 at 10:25
biasalah, kesalahan redaksi
6 July 2011 at 10:19
ahahahaaaa…
Krja kerass nya mntp euy…
TOP BGT.
Saluuttt sama kakak-2…
6 July 2011 at 10:07
Setujuuu kakak… Pesan moralnya ngena bangettt…
Makasih sudah berbagi pengalaman, ka tom
6 July 2011 at 10:15
iya, pesan moral kedua –ngutip bang haji– : begadang, jangan begadang *kalautiadakopinya*