Kalau anda termasuk orang yang terlibat dalam SB, dari member, VIP, momod sampai mimin, silahkan dibaca. Sengaja saya membuat tulisan ini untuk menjelaskan kondisi SB yang sebenarnya, serta keterlibatan saya dalam SB. Tanpa berpanjang-panjang tangan kata, kronologi keterlibatan saya di SB seperti ini:

Saya ditelpon Pak Ary (selanjutnya saya sebut Ary karena saya tidak terbiasa berbahasa formal dengan beliau dia). Dia ini teman sahabat saya yang minta tolong dicarikan dedicated server untuk SB yang waktu itu mulai kesulitan di shared webhosting-nya yang lama akibat overload. Saya langsung menyanggupi, sebagai sahabat yang ingin membantu. Akhirnya saya dapat 2 opsi, di perusahaan M yang terkenal bonafiditasnya, biaya per bulan agak mahal dan setup 3 hari. Sementara waktu itu dia butuh yang langsung ready. Akhirnya opsi kedua di perusahaan I, harganya lebih murah dan ready 24 jam.

Sebenarnya saya tidak yakin dengan setup server yang terkesan asal-asalan dan terburu-buru. Karena bisa mengundang potensi error di belakang hari. Tapi it’s OK, saya cuma menjalankan instruksi. Biaya setup plus sewa per bulannya mencapai lebih dari Rp. 3 juta. Saya sempat ragu karena teman saya tidak pernah seserius ini untuk urusan Web Business. Waktu itu saya langsung bersedia membantu semampu saya.

“Saya memang bukan expert dan profesional, tapi setidaknya saya akan kontrol sehingga kita tidak dibodoh-bodohi”, kata saya waktu itu.

Maka saya pun ikut membantu migrasi dari server lama ke server yang baru. Back up, serta restore data-data yang lama. Dan akhirnya SB running di server baru. Keterlibatan saya cuma sampai di sini.

Beberapa minggu saya mengamati perkembangan SB. Walaupun saya bukan “siapa-siapa” tapi berhubung proyek ini melibatkan sahabat saya, dan dia minta tolong ke saya untuk ikut terlibat, maka saya mulai menganalisa. SB ini maunya seperti apa? Kalau memang sebuah Social Networking, bangunlah sistem yang selayaknya Social Networking. Waktu itu SB menggunakan engine yang platform-nya mirip Twitter (koneksi 1 arah). Maka saya coba menyarankan, agar SB mengganti engine yang lebih mirip platform Facebook (koneksi 2 arah). Dengan asumsi bahwa “pangsa pasar” kita adalah user dalam negeri yang sebagian besar adalah pemula, dan yang notabene lebih akrab dengan Facebook daripada Twitter.

Akhirnya saya dikenalkan dengan Bang ASA, penggagas alias founding father SB. Kepada beliau saya utarakan pemikiran saya. Tentu saja dengan segala konsekuensi kalau SB harus mengganti engine, seperti hilangnya data member lama. Saya coba membuat sebuah website dengan engine yang baru, di server saya sendiri dengan menggunakan domain saya sendiri yang kebetulan tidak terpakai (cknol.com). Dua hari uji coba, Bang ASA setuju untuk menggunakan engine baru tersebut. Inilah SB yang kita lihat sekarang.

Saat proses penggantian engine ini saya merasa ada sedikit ganjalan dengan webmaster SB di engine sebelumnya, bung Dheny. Maaf, karena saya sama sekali tidak berniat “mengambil alih” tugas beliau. Saya hanya menawarkan sebuah konsep, ada pun pengelolaannya nanti (dalam pikiran saya saat itu) masih tetap dikerjakan oleh bung Dheny. Saya tidak berminat dan berniat untuk berurusan dengan script-script programming yang saya sendiri tidak menguasainya. Tapi mungkin karena merasa lebih familiar dengan engine yang lama, dan tidak mau terlibat dengan engine yang baru maka beliau mulai terkesan ogah-ogahan. Saya masih menyimpan transkrip chatting waktu beliau memaparkan poin-poin minus engine baru ini. Tanggapan saya? Yah, terserah. Saya cuma menawarkan, saya bikin website dengan engine yang baru sebagai demo (tester) dan silahkan nilai sendiri. Pure, semata-mata karena ingin memberikan yang terbaik buat sahabat saya, Ary.

Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur, walaupun buburnya masih bisa dibikin bubur ayam. :D SB terlanjur ganti engine, bung Dheny –mungkin– terlanjur merasa tersingkirkan, maka saya dengan segala daya “terjun” ke pengelolalan SB. Saya manage servernya, sekaligus maintenance web engine. Alhamdulillah ya, karena bung Dheny masih mau mendandani interface design SB. Karena untuk masalah ini saya tidak pernah yakin pada nilai estetika design saya. Bahkan untuk mendandani diri sendiri, saya tidak mampu. Alhamdulillah lagi ya, karena mau tidak mau saya harus jujur bahwa bung Dheny ini punya sesuatu kemampuan untuk mempercantik SB. Maka singkatnya, inilah titik awal saya berbasah-basah dengan SB dan 1001 problemnya *lebay mode: ON*.

Baiknya saya sedikit memperkenalkan diri, bahwa saya adalah: BUKAN SIAPA-SIAPA. Saya bukan programmerweb adminsys adminwebmasterweb developer ataupun web designer. Saya hanya pengguna internet yang sekian lama tenggelam di mIRC, chat client yang seumuran dengan Internet Explorer 4.0. Saya memang pernah belajar sampai perguruan tinggi, tapi sayangnya yang saya pelajari bukan script programming melainkan cara masak-memasak dan menulis resepnya untuk dibagikan kepada ibu-ibu rumah tangga. Cuma itu!

Ok, kembali ke SB yang saat itu sudah mulai running di server baru dengan engine baru serta masalah-masalah baru yang bermunculan. Masalah utama tentu saja problem yang berkaitan dengan server. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, setup ekspres 24 jam ready, mungkin kedengarannya asyik. Tapi potensi error di belakang hari juga lebih besar. Dan itulah yang terjadi. Crash server bisa sampai 3×1 seperti minum obat. Dalam sehari saya harus monitoring server hampir minimal 10 jam. Karena bencana bisa terjadi kapan saja. Kalau anda sempat mengikuti perkembangan SB di era ini pasti anda masih ingat, ketika SB seringkali tiba-tiba cuma muncul sebagai halaman putih dengan tulisan kode-kode error. Anda juga boleh tanyakan ke Mr. Bambang, sys admin di perusahaan I tempat SB bersemayam (saya bisa berikan no. HP nya kalau anda benar-benar membutuhkan).

Parahnya, karena waktu itu saya sedang liburan menengok ibunda saya di Merauke. Anda tahu Merauke? Kalau belum, coba nyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke, maka anda mungkin teringat titik koordinatnya di peta bumi. Ini tempat terjauh yang bisa anda kunjungi di Indonesia. Saya di sana, monitoring server dan maintenance engine, lewat koneksi internet pas-pasan via VSat. Belum bisa membayangkan? Silahkan konfirm ke salah satu moderator SB yang juga teman saya, Mus. Dia lebih sering berkutat dengan angka-angka Down/Up serta ping time. Ini menyedihkan :( .

Waktu itu saya terpaksa harus-harus sering-sering minta bantuan kepada Mus, untuk sekadar reboot server, atau restart service saat saya tidak dalam posisi 69 online. Tolong dicatat, ini adalah bukti bahwa saya tidak pernah berniat untuk mengambil alih hak eksklusif di SB dan seolah-olah tidak membiarkan orang lain untuk ikut campur. Login root (God Account/ Akun Dewa) di server SB saya sharing ke Mus, Ary, bung Dheny juga Bang ASA. Tentu saja, saya selalu mewanti-wanti untuk berhati-hati dengan akun tersebut, akun yang menjadi target hacker di mana-mana.

Waktu itu saya mulai merasa terlanjur basah. Saya ikut-ikutan mempromosikan SB ke teman-teman saya yang jumlahnya sebenarnya hanya beberapa biji orang. Termasuk handai taulan, saudara, abang bahkan ibu saya. Saya “jaring” mereka ke SB. Anda tahu? Saya awalnya hanya berniat membantu sahabat saya, Ary. Saya tidak punya keterikatan sosial atau psikologikal dengan SB, Bang ASA, mba Endangmba Lienabung Ardhanbung Pupunkneng EYSbunda Respati, dll, dll, nama-nama yang –dulu– kadang-kadang saya masih suka keliru membedakan orangnya. Saya cuma kenal sahabat saya Ary, dan Mus di SB. Tapi pada akhirnya ibu dan abang saya justru ikut membasahkan diri ke dalam SB. Dan saya semakin tidak punya pilihan yang lebih baik selain ikut “mengawal” SB.

Dengan permasalahan yang meskipun tidak tepat mencapai 1001 macam, tapi cukup memusingkan seperti itu, maka saya coba membicarakan kemungkinan untuk menyewa colocated server di Jakarta. Kebetulan waktu itu Ary sedang membangun sebuah komputer server yang biayanya mencapai kisaran Rp. 17 juta. Maka saya kembali ke Makassar sambil bersiap-siap melakukan remote untuk migrasi server. Tapi ternyata di tengah jalan, rencana tersebut gagal. Plan B, menggunakan koneksi MIX (Makassar Internet X-change) yang baru dibangun di Makassar pun diambil. Saya dengan memberanikan diri, mengatur proses ini. Proses yang insyaallah bisa menekan biaya operasional SB yang sebelumnya di atas Rp. 3 Juta per bulan. Alhamdulillah, it’s clear. Saya harus mengatakan ini. Alhamdulillah! Karena anda tahu, Saya Bukan Siapa-Siapa. Tapi setidaknya, pengorbanan saya berbasah-basah di SB bisa sedikit membantu. Prosesnya? Secara teknis tidak perlu dijelaskan. Cukup satu kata dari saya: “Melelahkan”. Anda bisa membaca postingan di blog saya tentang SB. Mungkin bisa mewakili keadaan waktu itu, seperti: ini.

Kelelahan ini terbayarkan, lunas. *Sah?* :D . Kenyataan yang menggelikan. Karena saat kita coba berdikari, dan hanya mengandalkan kemampuan pas-pasan untuk mengelola SB secara mandiri, justru hits kita menanjak sangat tajam. Dalam sehari kalau dirata-ratakan ada sekitar 200-an member baru yang terdaftar. Menggembirakan? Iya, tapi tidak lama. Karena beberapa minggu kemudian server kita mati total karena terkena flooding. Server crashdatabase corrupt. Lengkaplah penderitaan! Harus dimaklumi, di dunia maya tidak ada jaminan security yang 100%. Garansi uptime yang 99.99% dari perusahaan-perusahaan hosting itu semua bullshit. Kita sekali lagi harus menyadari kenyataan bahwa mengelola website seperti SB dengan mengandalkan skill amatir yang Bukan Apa-Apa serta dengan dana tak terbatas itu tidak mudah.

Ini mungkin titik terendah dalam perkembangan SB. Karena waktu itu SB terancam tidak dilanjutkan. Kita tidak berani mengambil resiko dengan menghidupkan kembali server SB sementara flooder masih tetap merajalela. Tapi alhamdulillah, entah dengan jurus maut seperti apa, Bang ASA berhasil merangkul dan dirangkul serta saling berpelukan dengan pihak M2 yang bersedia dalam sponsorship. Saya ikut meeting dengan manager M2. Saya bahkan masih ingat dompet saya yang isinya cuma selembar uang 2 ribu perak tertinggal di lobby hotel. Hasilnya, SB dipindahkan ke server M2 sambil memperhatikan perkembangannya, sebelum nantinya dibuat sebuah nota kesepakatan. Tapi tetap saja dalam masa iddah ini, kita mengelola server dan engine kita sendiri. M2 murni hanya menyediakan tumpangan berupa koneksi internet dan sebuah komputer server. Maka jangan heran karena kita lagi-lagi bermasalah dengan keuangan, untuk memperpanjang lisensi software cPanel. Masalah ini terselesaikan dengan damai saat beberapa member memberikan donasi yang digalang oleh bunda Respati. Moment terindah yang pernah saya rasakan di SB.

Temans, inilah kondisi terkini SB, yang anda lihat, dengar dan rasakan. Error dari sisi script selalu, masih ada. Tapi server yang saya manage sejauh ini tidak pernah bermasalah. Sebuah poin yang harus disyukuri, terutama kalau dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Memang pada saat kondisi nyaman, perkembangan SB malah sedikit mandeg. Jumlah sign up berkurang. Hits ikut menurun. Tapi saya yakin Bang ASA punya rumus jitu untuk mengatasi itu. Saya cuma berharap pihak M2 meneruskan rencana kerja samanya dan meminang SB dengan bismillah. Harapan kita, pada saat SB dikelola secara full oleh pihak M2, yang jauh lebih profesional dan ahli, SB bisa berkembang semakin cepat.

Saya membuat tulisan ini semata-mata hanya ingin menjelaskan kondisi SB yang sesungguhnya. Ini semacam behind the scene-nya sebuah film. Anda harus mulai menyadari kenyataan bahwa:

  • SB berjalan dengan dana yang sangat terbatas bahkan sampai saat ini terhitung minus.
  • SB dikawal oleh orang-orang amatir seperti saya yang sama sekali bukan pekerja di bidang ini.
  • SB memiliki sebuah engine yang sebenarnya powerfull tapi kita miliki tidak secara utuh.

Ibarat sebuah rumah, kita hanya memiliki rumah yang kosong, tanpa perabotan (groupforumclassifiedmusicvideophoto albumblogchatting, dll). Lalu kita mulai mencoba-cobanya tanpa support dari pemilik asli perabotan tersebut. Ketika salah satu perabotan ini rusak, kita tidak dapat melakukan klaim garansi kepada penjualnya. Karena kita memang tidak membelinya secara resmi. Masalah-masalah inilah yang sering diteriakkan member, kemudian moderator ikut-ikutan berteriak lebih keras, maka sampailah ke telinga Bang ASA. Beliau kemudian berteriak lagi langsung ke telinga saya ataupun via Ary. Nah, lantas saya harus berteriak ke mana?

Paling banter saya searching forum-forum developer, mencari solusi dengan kemampuan saya yang sangat terbatas. Sekali lagi, kita TIDAK bisa memanfaatkan fasilitas support dari developer, karena kita bukan “pelanggan” resmi mereka. Kadang-kadang saya dengan melupakan ketidakmampuan, mencoba-coba menganalisa masalah, mengidentifikasi error yang ada, kemudian berusaha melakukan fixing. Anda tahu, itu tidak cukup cuma dengan duduk-duduk sambil menghabiskan sebatang rokok.

Persoalannya semakin berat karena, jujur, saya lebih sering mengandalkan koneksi broadband mobile modem untuk bekerja. Saya memang punya koneksi IIX yang lumayan di warnet saya. Tapi agak sulit kalau saya harus melakukan monitoring setiap saat melalui warnet sementara saya lebih sering menghabiskan waktu di rumah. Dan solusi terbaik cuma menggunakan mobile modem. Kadang-kadang saya pakai GSM, atau kadang-kadang juga CDMA (flexi). Tergantung kualitas jaringan yang terbaik saat itu. Dengan REG HARIAN ala flexinet, saya melakukan pekerjaan-pekerjaan multitaskingsys admin sekaligus web maintenance, bahkan terkadang sebagai webmaster. Demi Allah, saya sendiri tidak pernah membayangkan ada sys admin sebuah sistem yang bisa bekerja mengandalkan koneksi internet flexi. Tapi ini kenyataan. Bahkan ketika saya harus menunggu jeda 10-30 detik hanya untuk mengetik SATU huruf di layar terminal console, itupun kenyataan. Mari, silakan dibayangkan.

Temans, salah besar kalau anda berpikir bahwa saya tidak memperhatikan dan mencermati keluhan-keluhan member. Salah besar kalau anda berpikir bahwa saya tidak menanggapi sama sekali. Karena pada saat bersamaan boleh jadi saya sudah lebih dulu “bekerja” untuk memperbaiki error, bahkan sebelum orang lain menyadari adanya error.

Ok, saya tidak akan membuang-buang waktu anda dengan menjelaskan hal-hal yang seolah hanya sebuah apology. Saya tidak sedang membela diri. Saya hanya berharap anda dan siapa saja yang merasa dan mengaku perduli pada SB, untuk mulai mengerti kondisi SB yang sebenarnya. SB saat ini justru berada pada saat-saat yang kurang menggembirakan. Dan kalau orang-orang seperti anda hanya berpikir untuk mencari kekurangan orang lain, atau bahkan menjelek-jelekkan SB, saya pikir anda sedang berada di jalan yang benar untuk menghancurkan SB.

Keterlibatan saya di SB, sekali lagi, murni karena seorang sahabat. Kalau bukan karena dia, rasanya ditawari gaji sekalipun saya belum tentu bersedia. Sekarang, saya terlanjur basah. Kita sama-sama basah. Bahkan saya ikut membasahkan ibu dan abang saya. Maka salah besar kalau anda masih berpikir untuk menarik benang merah ke arah “ketidakperdulian” saya terhadap SB. Mungkin sumbangsih saya tidak SEBESAR apa yang telah anda berikan untuk SB. Tapi itu sudah cukup merepresentasikan kemampuan saya.

Kita hanya bisa berusaha untuk bersama-sama membangun SB menjadi sebuah jejaring sosial dalam negeri yang populer. Bukan sekadar tempat ngumpul-ngumpul tidak jelas. Kalau di platform forum online ada Kaskus, kenapa kita tidak berani tampil sebagai juaranya platform social networking? Saya berikan apa yang bisa saya berikan, dari sebuah tempat yang bisa saya tempati. Persoalan kebijakan, konsep, rulesterms, dan sebagainya, saya percaya telah di-handle dengan baik oleh Bang ASA, moderator, termasuk semua orang yang selalu mencintai komunitas ini.

Ketika saya mempunyai ide tentang SB, tentu akan saya telurkan lahirkan kemukakan. *arrrghh* Ketika ada hal-hal yang konyol terjadi di SB, pasti saya ikut meluruskan. Tidak perduli apa atau siapa pun itu. Temans, saya memang hanya bisa membantu dari balik layar hitam, tapi bukan berarti saya tidak perduli dengan kejadian-kejadian di depan sana. Online minimal 10 jam sehari, bahkan ketika sedang mobile, itu yang membuat saya masih sempat menghapus foto bugil seorang pengidap voyeurism yang memperlihatkan gambar penis kemaluannya di SB beberapa waktu lalu. Masih ingat?

Sekali lagi saya katakan, saya perduli pada perkembangan SB. Dengan segala kemampuan yang saya miliki, saya berusaha melakukan “sesuatu” untuk SB. Maka ketika ada seseorang, dua orang, beberapa orang, bahkan banyak orang yang tetap menganggap saya bukan saja tidak mendukung SB malah ingin menghancurkan SB, mohon sekiranya mendekat. Ke sini, karena saya ingin bicara:

“Orang Bugis sejak dulu dikenal keras, berdarah panas, susah kompromi. Saya akui itu dengan melihat kenyataan yang ada. Saya pun berdarah Bugis, asli malah, tanpa campuran Indo-jerman, Indo-amerika, atau Indomaret. Kalau anda pikir ada yang tidak benar dengan apa yang sudah saya lakukan, saya cukupkan argumentasi ini. Saya suka bertukar pikiran, tapi kadang-kadang saya bisa juga bertukar pukulan. Maju saja, satu-satu, anda tentukan tempat dan waktunya. Kita ngopi bareng. *Salam Damai, Piss 4 2 Jari*”

“Jangan tanyakan apa yang telah SB berikan kepadamu, tapi tanyakanlah apa yang telah kau berikan kepada SB” JFK (with editing)