Barusan ketemu tulisan ini di facebook teman, dan isinya walaupun terkesan ngawur tapi sangat bermakna buat anda yang bisa berpikir. Bisa berpikir, kan? Punya otak, kan? :hammer:

Praktekkan:

  • Berdoalah, maka kau telah belajar mencintai asal-muasalmu;
  • Bersyukurlah setiap kali, maka kau telah belajar mencintai kebaikan dan kemurahan;
  • Tanamlah pohon, maka kau telah belajar mencintai alam;
  • Kecuplah dan ucapkan salam pada anakmu saat pagi dan malam, maka kau telah belajar mencintai generasi, dan membagi benih cinta untuk dia taburkan dikehidupannya kelak;
  • Ucapkan terima kasih pada siapa saja, maka kau telah belajar mencintai perbedaan;
  • Bangunkan pasanganmu dengan kecupan di dahi dan salam, dengan begitu kau telah mengajari dia cinta yang sama besarnya dengan apa yang telah kau berikan.

Lalu jika pasanganmu lebih menyukai lelaki/perempuan lain, katakan saja: “Aku tak mencintaimu lagi. Aku tak mau membagi cintaku dan aku tak mau cintamu yang separuh itu. Aku akan melepasmu, agar kau bebas mencintai. Aku melepasmu agar aku bisa mencintai anakku sepenuhnya.” Cuma itu.

Banyak yang bilang bahwa cinta membawa energi kuat dan positif. Bohong itu! Bukan cinta yang begitu, tapi dirimu, tingkahmu. Engkaulah yang bisa membangkitkan energi itu sekaligus pula mematikannya. Cinta itu mati, maka tanpa energimu, cinta itu tetap mati. Kata-katamulah cinta itu. Perbuatanmulah cinta itu. Lakukanlah!

Tak akan datang padamu pasangan hidup bila kau dingin seperti batu. Sepertilah danau, yang mudah direnangi siapa saja, namun bisa menenggelamkan siapa saja bila dia tak berusaha mengapung.

Tak perlulah membuai kata-kata cinta, tapi bila istrimu salah sedikit, mulutnya kau tabok! Atau, bila suamimu pulang telat, mukanya kau cakar!

Sungguh beruntungnya para malaikat, sebab manusia selalu sukar membedakan yang mana cinta dan yang mana nafsu; apabila seorang perempuan bilang: “Aku cinta padamu,” sang lelaki maunya langsung “ngamar” saja. Begitupula bila seorang lelaki bilang: “Aku cinta padamu”, sang perempuan maunya segera bertanya, “Kapan kau melamarku?”.

Cinta itu seburam perkataannya, dan yang memperjelasnya hanyalah tindakan. Artinya, jika aku katakan “Aku Cinta Padamu,” maka aku harus siap menerima dua resikonya; si perempuan akan bersuka cita, atau si perempuan justru memberi mulutku tampolan paling keras, karena dianggap lancang.

Gak perlu banyak bicara, ntar terdengar terlalu gombal. Lakukan saja, rasakanlah CINTA dengan MELAKUKANNYA. Setuju? Setuju aja dah!

Jangan cari kata-kata yang barusan kau baca di atas itu di buku atau di situs mana pun, pasti gak akan ketemu. Sebab kata-kata di atas itu aku buat dari pengalamanku…

(hehehehehe, udah ah)…