Masih dalam rangka memperingati Hari Bumi alias Earth Day tahun ini yang jatuh pada tanggal 22 April, saya sengaja surfing artikel tentang Clean Tech yang semakin inovatif.
Clean tech sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produk-produk yang dapat meningkatkan kinerja operasional, produktivitas, atau efisiensi seraya mengurangi biaya, input, konsumsi energi, limbah, atau polusi.
Penemuan-penemuan baru yang ramah lingkungan ini diharapkan dapat bersaing atau bahkan lebih baik ketimbang teknologi konvensional. Berikut ini daftar beberapa inovasi terbaru berteknologi bersih yang akan menyelamatkan planet kita.
1. Sumber Daya Nanotube
Peneliti di MIT telah baru-baru ini mengembangkan teknologi energi yang menghasilkan tegangan DC oleh slingshotting elektron melalui nanotube karbon. Dalam istilah yang lebih praktis, perangkat thermpower yang terbuat dari nanotube karbon dapat memberikan output energi sama dengan baterai lithium-ion tetapi dengan ukuran 1/100 kali lebih kecil. Bayangkan bila anda mempunyai laptop yang hanya dihidupkan dengan baterai seukuran kuku!
2. Teknologi ZenithSolar
Dengan menggunakan cermin cekung yang dapat mengumpulkan energi matahari lima kali lebih banyak daripada kolektor biasa, teknologi baru yang dikembangkan oleh perusahaan Israel, ZenithSolar, mengurangi biaya tenaga surya sehingga lebih kompetitif terhadap bahan bakar minyak. Kemajuan teknologi yang luar biasa ini dapat meningkatkan efisiensi konversi energi surya hingga 75 persen. Bahkan, jika panel Zenith ditempatkan hanya pada daerah seluas 12 kilometer persegi, itu sudah cukup untuk dipergunakan oleh 10 persen penduduk Israel.
3. Pertanian Vertikal
Pemanfaatan lahan untuk berbagai macam tujuan lain di luar pertanian, membuat para petani semakin kesulitan untuk memproduksi makanan dari lahan yang semakin sempit. Jawaban untuk masalah ini, menurut sebuah perusahaan bernama Valcent, adalah dengan membangun lahan pertanian pencakar langit, secara vertikal, alias lurus ke atas. Valcent telah mempelopori sistem pertanian tanaman hidroponik yang ditanam dalam baris lingkaran, satu tanaman di atas tanaman yang lain. Metode ini tidak hanya memungkinkan suplai jumlah cahaya yang tepat untuk setiap tanaman, namun juga penggunaan air jauh lebih sedikit dibandingkan metode pertanian konvensional.
4. Lampu Hemat Energi, Bebas Merkuri
Peneliti RTI International telah menemukan terobosan teknologi pencahayaan yang lima kali lebih hemat energi dari lampu pijar dan tidak mengandung merkuri, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan CFL (Compact Fluorescent Lamp). Lebih hebat lagi, lampu ini mengeluarkan cahaya yang hangat sehingga lebih estetis daripada CFL. Setelah lampu ini dilempar ke pasar, konsumen tentu tidak akan memiliki alasan yang lebih baik untuk menggunakan lampu tradisional.
5. Sirap Atap Penangkap Cahaya Matahari
Kita tidak membutuhkan ruang terbuka yang luas untuk membangun panel penangkap solar jika semua orang menempatkan panel surya pada atap rumahnya. Sekarang, berkat teknologi yang dikembangkan oleh Dow Chemical Co, kemungkinan ini lebih mendekati kenyataan. Dow telah mengembangkan sirap atap yang berfungsi sebagai panel surya, terbuat dari sel film tipis berbahan copper indium gallium diselenide. Atap ini dapat dipasang oleh pekerja atap tanpa keahlian dan pengetahuan khusus mengenai panel surya.
6. Sage Electrochromics
Sage Electrochromics adalah perusahaan teknologi hijau yang bertujuan untuk mengembangkan jendela cerdas berdasarkan electrochromism –kaca yang dapat mengubah warna ketika muatan listrik diterapkan. Lebih hebat lagi, tingkat warna dapat diubah secara manual dengan menekan sebuah tombol, seperti sebuah saklar lampu di rumah. Teknologi ini praktis dapat mengatur pemanas rumah dan menghemat biaya energi.
7. Geobacter, Mikroba Elektrik
Para ilmuwan telah merekayasa suatu strain mikroba yang menakjubkan –bakteri yang disebut geobacter– yang dapat menghasilkan listrik dari polusi berbasis minyak dan bahan radioaktif. Dengan kata lain, geobacter tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk membersihkan polutan berbahaya, namun benar-benar dapat mengubah polusi menjadi energi yang bersih.
8. Panel Surya Sistem Semprot
New Energy Technologies telah mengembangkan sel surya transparan yang dapat disemprotkan ke setiap permukaan kaca seperti cat. Light-nanomaterials yang menyerap 10.000 kali lebih tipis dari sehelai rambut membuat teknologi ini mungkin tak terbayangkan, dan karena material ini transparan, mereka dapat diterapkan ke hampir semua permukaan. Dengan instalasi yang mudah seperti itu, teknologi ini akan sangat mengurangi biaya energi matahari.
9. Nanotube Penyedot Karbon
Adakah sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh nanotube? Perusahaan Porifera kini telah mengembangkan cara menggunakan nanoteknologi untuk menyerap karbon. Teknologi tersebut bekerja dengan memanfaatkan nanotube yang dirancang khusus dengan porositas meningkat dan “nanofluidic”, yang dapat “menyedot” molekul target“dalam hal ini, CO2.
10. Hydrovolts Inc., Generasi Baru Pembangkit Listrik Tenaga Air
Hydrovolts Inc. yang berbasis di Seattle telah menemukan terobosan, cara baru dalam mengurangi volume aliran air untuk pembangkit listrik. Alih-alih membuat bendungan atau menginstal turbin di tengah arus laut yang kuat, Hydrovolts telah mengembangkan teknologi yang dapat membangkitkan daya dari kanal atau kolam yang berair tenang dan aliran sungai. Tidak seperti pembangkit listrik tenaga air konvensional, yang menghasilkan listrik dari tekanan air, Teknologi Turbin ‘Flip-win’ bergantung pada energi kinetik yang dihasilkan dari arus lingkungan. Dayanya bahkan dapat dikembangkan dari pabrik pengolahan limbah atau pengolah makanan.
11. Mesin Kereta Api Daur Ulang
Amtrak baru-baru ini merilis sebuah desain baru untuk mesin lama –desain yang menjanjikan untuk menghemat diesel sebesar 50 persen. Lokomotif pertama dijadwalkan melintasi rel antara San Jose dan Sacramento, dan sudah disebut sebagai kereta penumpang terbersih di California. Dengan pembenahan mesin-mesin tua ketimbang membeli yang baru, Amtrak mampu menghemat lebih dari $ 2.000.000 setiap mesin.