Sejenak terpaku di pusaran badai
tenanglah, kau tak akan terhanyut
berpeganglah pada jiwa yang kokoh
teguh, memancang membelah ke langit
Merajah sejarah gemilang
yakin, kau ‘lah sang bintang
berpendar dalam gulita
seperti dian yang enggan padam
Malam belum lagi larut
pagi masih ‘kan menyambut
maka risau hanya lelucon
ocehan tolol para pembanyol
Berjalanlah, jangan lagi menoleh
punggungmu masih bermata
tapi hati ‘lah sang penuntun
yang kepadanya kau t’lah bersumpah
Jika badai kembali mengurung,
sembahkan raga, tabah dan bijak
ringankan langkah, tuluskan cita
tak pantas lagi isakmu membasah
Bergerak, terus bergerak
hingga asa tergapai
di mana peluh dan darah bersenyawa
di sanalah kau ‘kan tersenyum dalam keabadian
Big Stone, 25 Okt 2011
26 October 2012 at 07:37
wow…..seandainya kau itu aku….wkwkwk…..manaya si ababil dah kangen suaranya…
26 October 2012 at 08:05
ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ”̮ … bunda bisa aja.
ada kok dia… di sini, bun *nunjukdada*
26 October 2012 at 08:18
jaga baik2ya….
26 October 2012 at 08:23
pasti, bun…اِنْشَآءَاللّهُ
26 October 2012 at 00:33
di sanalah kau ‘kan tersenyum dalam keabadian