Anda sudah tahu spam, bukan? E-mail berisi iklan produk yang nyelonong ke dalam inbox dan menjadi sampah. Ternyata, spam punya saudara kembar yang hidup di dunia blog. Blog, singkatan dari web log, adalah satu cara untuk menyampaikan pikiran, berdiskusi atau berbagi apa saja melalui internet. Awalnya disebut buku harian internet. Blog sekarang telah menjelma alat setara e-mail ataupun mailing list.
Beberapa Blog bersifat terbuka, artinya siapapun dapat memberikan komentar untuk pesan yang dikirim dalam blog. Celah ini yang secara cerdik, tapi licik, dimanfaatkan penyebar spam. Masuknya spam dengan cara itu disebut flyblogging. Istilah itu diperkenalkan pertama kali oleh komentator teknologi BBC, Bill Thompson. Bill mengambil istilah itu dari istilah untuk selebaran yang ditempelkan secara sembarangan di rumah-rumah orang (flyposting).
Awalnya, flyblogging dilakukan secara individual. Satu atau dua iklan ‘Obat Kuat Laki-Laki’ atau ‘Asuransi Gratis’ masuk ke blog-blog umum. Ini masih cukup mudah untuk dilawan, satu dua iklan sehari tidak terlalu mengesalkan.
Rupa-rupanya, belakangan ada pengembang software yang menemukan cara untuk mengotomatisasi pekerjaan itu. Maka iklan itu bisa masuk hingga bilangan puluhan per hari. Kalau sudah begini, menghapus iklan-iklan itu bukan tugas yang mudah lagi.
Mengancam Keterbukaan Blog
Parahnya, tidak ada cara yang mudah untuk memblokir flyblogging. Kecuali jika ingin membuat Blog tidak fleksibel lagi. Blog, seperti diketahui, adalah medium yang fleksibel. Mengirimkan pesan dalam Blog lebih mudah dari mengirimkan e-mail. Boleh dibilang, dengan blog cukup menekan satu tombol pesan sudah tersebar ke seluruh dunia.
Jika, misalnya, demi menghindari flyblogging, blog harus dikirimkan melalui proses seleksi dan penyaringan. Lalu, apa bedanya dengan mailing list? Jelas bukan ini yang dikehendaki aktivis blog.
Bisa juga, yang boleh mengirimkan komentar ke dalam blog hanya pengguna yang terdaftar saja. Tapi, lagi-lagi, ini mengkhianati semangat pendirian blog. Blog didirikan untuk menghilangkan sebanyak mungkin hambatan atas kebebasan berbicara di Internet. Kebebasan bagi siapa pun untuk mengirimkan komentar adalah salah satu keunggulan blog.
Namun bisa saja, kalau masalah ini semakin parah, tidak akan ada lagi blog yang menyediakan ruang komentar yang bebas. Jika demikian, blog tidak akan seperti dulu lagi. Haruskah internet kehilangan salah satu medium bebasnya, hanya gara-gara saudara kembar spam?