Ini adalah cerita tentang sebuah mimpi
ketika temaram pagi meraup butiran embun
aku, sendiri, menyongsong damai
menghitung dedaun berserakan
kuning dan rapuh
melabur debu di kelopak mata,
perih memerah
Ini adalah nyanyian sunyi sebuah cita-cita
mungkin tak ‘kan pernah terdengar olehmu
senandungku, bergema di tepian
detak jantung melambat
dengus napas memburu
masih kubergumam
mengeja huruf demi huruf namamu
Mimpi tak ‘kan usai (kuyakin)
seperti matahari yang tak padam
meski tersendiri dia di atas sana
Aku ‘kan menjumpaimu senja nanti
tuntaskan sejarah masa lalu
sebuah mimpi tentang mimpi kita
Percayalah…
3 October 2011 at 19:47
Jangan biarkan ionion cinta dalam hatimu
Teraktivasi menjauh dari pusaran kedamaian
Tetaplah dalam stasioner kelembutan
Dalam rentak hidup
Tak terbilang getargetar gelombang yang mengusik
Bersilangan, bersahutan bertumpukan
Saling bergesek bahkan bertumbukkan
Dekap hati
Biarkan angin kembara merambah makna di tataran rasa
Dan hutan kedamaian ini
Tetap lebat menjaga kesejukan bersama
Bernafas bebas
Mengatur bulir detak jantung berirama
Sungaisungai tetap mengalir
Mencurahkan percik senyum
Jangan takut topan melanda
Jangan takut siklon memicingkan mata
Jangan
Jangan takut badai menghalangi langkah bersama
Ketika dua tangan dan dua hati bertaut
Badai siklon topan kan berlalu berganti cercah cerah
Hari hari menapak
Menuju rumah yang KAU tunjukkan, Insyaallah
5 October 2011 at 04:26
wah keren puisinya. bikin buka kamus fisika
andai saja ada seseorang yang tulus nulis puisi buat saya…