Bukan yang putih, tinggi, dan langsing. Tidak juga yang bergincu dan berambut terurai panjang. Tubuh montok, dada berisi, kaki dan leher jenjang, dan tubuh yang aduhai juga bukan jaminan. Otak encer pun tidak selalu yang menjadi incaran. Kalau memang mau menjadi perempuan seksi yang selalu menggairahkan, harus tahu, dong, caranya!!! Nggak perlu pintar, kok!!!

Banyak teman perempuan saya yang menghabiskan banyak waktu untuk pergi ke salon. Okelah, saya juga senang ke salon. Saya juga senang tampil cantik dan menarik. Siapa, sih, yang tidak suka menjadi cantik?! Namun saya ke salon bukan untuk kemudian membuat pria bergairah. Membuat saya tambah percaya diri, itu tujuan utamanya. Lagipula, saya pikir, nggak dandan pun bisa, kok, membuat pria bergairah dan tetap menjadi seksi di matanya.

Dulu waktu saya masih lebih muda, dan sampai sekarang, saya sering iri dengan perempuan berkulit cokelat muda. Duh, seksinya!!! Saya sampai pernah terobsesi menggelapkan kulit saya dengan berjemur setiap ada waktu. Malah kalau liburan, saya sengaja pakai lotion sun burn sambil berjemur di mana pun saya bisa berjemur. Mungkin bagi sebagian berpikir, apa-apaan, sih?! Namun buat saya, memiliki warna kulit seperti itu luar biasa sekali rasanya!!!

Susah memang, yah! Dasar manusia!!! Nggak pernah ada puasnya!!! Dikasih yang begini kurang, dikasih yang begitu kurang juga. Rumput tetangga selalu saja lebih hijau dari rumput sendiri. Padahal, belum tentu juga tetangga yang punya rumput hijau itu merasa senang dengan rumputnya dan bahkan menganggap rumput kita jauh lebih indah dan menarik.

Lucunya lagi, nih, dulu saya juga pernah berpikir bahwa menjadi pintar adalah sesuatu yang bisa membuat para pria terpesona. Yah, soalnya, banyak yang bilang kalau ingin mendapatkan pasangan yang pintar dan juga cerdas. Kalau tidak pintar, nanti malah nggak nyambung dan tidak tahu pula harus bicara apa. Namun setelah saya pikir-pikir lagi, kalau memang demikian, seharusnya perempuan yang berpendidikan tinggi, lebih mudah mendapatkan pasangan. Kan, jadinya lebih seksi dan menggairahkan?! Kenapa pada kenyataannya, justru terbalik, ya?! Malah ada banyak pria yang berterus-terang kepada saya dan mengaku kalau dia takut mendekati saya hanya karena pendidikan saya lebih tinggi darinya. Aneh!!!

Sebagai seorang perempuan yang sudah terbiasa melakukan segala sesuatunya sendiri, saya juga pernah dibilang tidak menggairahkan. Alasan pria itu, soalnya, kalau sampai berpasangan dengan saya, maka dia jadi tidak dibutuhkan. Untuk apa ada dia, bila saya tidak membutuhkannya. Aduh!!! Sebal banget, deh!!!

Nah, setelah berpikir panjang, introspeksi diri, dan melewati berbagai proses dalam kehidupan, saya pun kemudian mengambil kesimpulan sendiri tentang bagaimana seorang perempuan bisa selalu menjadi seksi di mata pria yang penuh cinta. Yah, nggak harus yang penuh cinta juga, sih, yang mana juga bisa. – Semakin banyak pilihan, semakin baik, bukan?! Hahaha… – Yang pastinya, sudah banyak yang mempraktekkannya dan langsung tokcer hasilnya. Mau tahu, kan?!

Jauh dari rasa tinggi hati adalah sebuah kunci utama bila ingin selalu menjadi seksi. Mau pintarnya dan cantiknya selangit pun, bila tinggi hati, jangan harap bisa menggairahkan para pria itu!!! Apalagi kalau dipadu dengan tinggi hati, mulut “ember”, dan juga nyinyir. Waduh!!!! Saya saja sebagai seorang perempuan, bisa langsung menyingkir, apalagi pria?!

Jangan pernah lupa bahwa perempuan adalah perempuan dan pria adalah pria. Sama-sama manusia namun memiliki perbedaan sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tidak ada yang lebih ataupun kurang bila bisa saling melengkapi. Semua kelebihan dijadikan manfaat untuk bersama sedangkan kekurangan pun diisi bersama. Saling menghormati dan menghargai apapun dalam segala apapun dan bentuk apapun bisa membuat pria selalu merasa menggairahkan dan juga melihat pasangannya selalu seksi. Enak, kan?!

Ini juga berarti tidak memanfaatkan kesempatan, ya?! Duh, saya suka malu sendiri bila melihat perempuan memperlakukan pasangannya seperti seorang sopir pribadi. Sudah jadi sopir, jadi cukong pula. Kasihan betul perempuan seperti ini. Bukan masalah harga dirinya, tetapi apa tidak tahu kalau pria juga tidak sebodoh itu?! Apa yang diberi harus sesuai dengan apa yang diterima, dong?! Mau sampai seberapa lama dan seberapa betah, sih, pria bisa meihat perempuan seperti itu seksi di matanya?! Emang enak “dikerjain” pria?!

Hati-hati dengan kemudian jadi terlalu mandiri juga, ya?! Misalnya, biarpun bisa ganti bohlam sendiri, tapi tidak ada salahnya minta tolong dia yang melakukannya. Mintanya pakai manja, deh!!! Pria pasti langsung luluh hatinya. Biarpun ada omelan dan menggerutu, tapi sebetulnya pria senang, kok, dimintai tolong perempuan yang dicintainya. Ini membuatnya merasa dihargai dan diperlukan.

Untuk urusan manja, pria juga sebetulnya senang dimanja. Mereka paling senang dirawat dan diperhatikan oleh perempuan yang dicintainya. Awalnya, saya tidak memperhatikan hal ini. Saya, tuh, paling gemas dengan kuku yang hitam dan kotor. Sejak dulu, saya suka membawa peralatan gunting kuku ke manapun saya pergi agar bila saya melihat kuku pria yang kotor, bisa langsung saya gunting saat itu juga!!! Namun, ternyata, ada sebagian pria-pria itu yang jadi merasa gimana gitu. Saya sampai terkejut sendiri. Niatnya cuma melampiaskan hasrat kegemesan kuku kotor, kok, malah jadi begini?! Hehehe…

Pria memang sangat membutuhkan apa yang seringkali kita sebut sebagai “sentuhan seorang perempuan”. Mereka dilahirkan, tumbuh, dan dibesarkan oleh perempuan. Oleh karena itulah, mereka membutuhkan seorang perempuan sejati, yang tahu bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku selayaknya seorang perempuan yang terhormat. Tahu kapan, saat, dan waktunya menjadi seorang ibu, seorang teman, seorang sahabat, kekasih, dan pasangan bercinta. Bila semua ini bisa dipenuhi, maka perempuan itu akan selalu menjadi seksi di mata pria yang penuh dengan cinta.

Kesabaran dan juga kasih sayang yang tulus serta cinta yang sesungguhnya akan memberikan arti serta nilai dan makna yang berbeda dalam kehidupan percintaan. Ini bukan masalah memberi ataupun menerima, tetapi menikmatinya. Menikmati segala keindahan yang ada itu.

Semoga bermanfaat!!!
Salam hangat selalu,

Mariska Lubis