Anthony F. Gregorc, Ph. D, profesor di bidang kurikulum dan pengajaran dari Universitas Conecticut, menyimpulkan bahwa dalam berpikir didominasi oleh dua konsep, yaitu:

  1. Konsepsi tentang obyek/wujud yang dibedakan menjadi persepsi konkret dan abstrak, seperti filsuf tentunya lebih banyak menggunakan persepsi yang abstsrak dibanding kuli bangunan yang cenderung pada hal yang konkret (kecuali filsuf yang jadi kuli bangunan).
  2. Kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak (non linear). Mereka yang sekuensial seperti jam, berurut, setelah jam 1 pasti ke jam 2,3,4, dst, sedangkan yang acak sebaliknya meloncat- loncat, bahkan yang satu belum selesai sudah pindah ke yang lain.

Jika kedua konsep tersebut dikombinasikan, maka didapat 4 kelompok gaya berpikir, yaitu Sekuensial Konkret, Sekuensial Abstrak, Acak Konkret dan Acak Abstrak. Memang tidak semua orang dapat diklasifikasikan ke salah satunya, namun demikian kebanyakan kita cenderung pada yang satu daripada yang lainnya.

Anda perlu mengetahui gaya berpikir yang dimiliki, karena aktivitas-aktivitas yang berbeda memerlukan cara berpikir yang berbeda pula sehingga anda dapat mengembangkan cara berpikir yang berbeda pula sehingga anda dapat mengembangkan cara berpikir yang lain dalam diri anda di samping meningkatkan kekuatan dari gaya berpikir yang anda miliki. Dengan mengetahui gaya berpikir orang lain, kita bisa memaksimalkan hubungan kita dengan orang tersebut (murid, teman, bawahan, dll) terutama dalam penyampaian gagasan atau perintah.

Sekuensial Konkret

Pemikir sekuensial konkret berpegang pada kenyataan (yang nyata-nyata aja, ogah mikir yang nggak jelas juntrungannya) dan teratur (kayak serdadu, pagi jam segini kudu ngapain, entar setengah siang kudu ngapain, agak sorean dikit kudu ngapain, udah jelas jadwalnya).

Mereka biasanya sangat teliti, detail, memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah, kejadian- kejadian, informasi, rumus-rumus dan aturan-aturan yang njelimet dengan mudah mereka ingat. Catatan atau makalah adalah cara baik bagi orang-orang ini untuk belajar. Mereka sangat suka pengarahan dan prosedur khusus. Karena kebanyakan dunia bisnis diatur dengan cara ini, mereka menjadi orang-orang bisnis yang sangat baik.

Seorang pemikir sekuensial konkret cenderung untuk memilih liburan yang pernah dilakukan sebelumnya, pergi ke tempat yang sama, memilih biro perjalanan yang sama, dan melakukan aktivitas yang sama. Kapan dan kemana akan pergi, berapa lama akan tinggal, berapa banyak uang yang akan dihabiskan semua sudah direncanakan, mungkin dengan memasukan uang ke dalam amplop yang terpisah untuk setiap keperluan.

Acak Konkret

Pemikir tipe ini mempunyai sikap eksperimental (suka coba-coba, trial and error) yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Mereka lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, proyek-proyek yang mereka kerjakan seringkali tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan, karena waktunya habis untuk mengerjakan sesuatu yang tidak direncanakan karena terlalu meng-eksplore permasalahan-permasalahan yang muncul. Mereka yang berpikir tipe ini, enggak suka diatur dan cenderung ogah mikir yang rumit-rumit.

Acak Abstrak

Mereka yang berpikir Acak Abstrak dunianya diselubungi perasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa dan sebagian lagi cenderung pada mistisme (berbakat jadi dukun). Kebalikan dengan yang yang sekuensial konkret, mereka yang berpikir acak abstrak merasa terkekang jika berada di lingkungan yang sangat teratur, sehingga mereka akan tersiksa jika bekerja di bank, asuransi atau perusahaan sejenis. Mereka senang dengan ketidakteraturan dan menyukai berhubungan dengan orang-orang.

Walaupun orang-orang tipe ini cukup banyak jumlahnya, namun dunia tidak akan berjalan dengan gaya ini. Bertolak belakang dengan sekuensial konkret, mereka yang berpikir Acak abstrak, jika berlibur mungkin akan pergi ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi, tempat yang pernah diceritakan oleh seseorang dengan sangat menarik dan mengagumkan. Mereka tidak akan menentukan pilihan berlibur berdasarkan brosur. Pemikir acak abstrak akan mengajak teman-teman bila berlibur, mereka ingin liburan mereka tidak teratur, dan begitu tiba di tempat liburan, akan melakukan apa saja yang terasa menyenangkan pada saat itu. Makanya mereka yang berpikir Acak Abstrak enggak cocok kalo liburan bareng sama yang sekuensial konkret, bisa-bisa cakar-cakaran.

Sekuensial Abstrak

Filosof dan ilmuwan peneliti ternama mempunyai cara berpikir tipe ini, mereka berpikir dalam konsep dan menganalis informasi. Dunia mereka dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka sangat menghargai orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang teratur rapi. Proses berpikir mereka logis, rasional dan intelektual. Aktivitas favorit mereka adalah membaca, dan jika mereka mengerjakan sesuatu mereka akan melakukan dan memikirkan secara mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab dibalik akibat dan memahami teori-teori dan konsepnya. Biasanya mereka lebih suka bekerja sendiri daripada berkelompok.

*Catatan: yang terakhir (Sekuensial Abstark) tuh gw banget, gan…! :malus

Dikutip dari “Quantum Learning, Bobbi DePorter & Mike Hernacki” tanpa seizin penulis dan penerbit.