Bocah di ujung lorong
Depan tukang sate Madura
Sepasang sinar kelaparan
Meringis
Terbungkuk bertekuk
Itulah aku
Menunggumu sejam yang lalu

Sekali lagi kau tak datang
Menepati janji
Sekali lagi kau hindari aku
Mungkin ngeri
Atau jijik?

Pemuda di simpang empat
Samping kedai kopi babah Liong
Rambut kriwil acak-acakan
Sorot liar penuh kesumat
Itulah aku
Menunggumu dari subuh
Hingga malam

Lagi-lagi kau kecewakan aku
Lagi-lagi kau beri aku ketidakpastian
Seperti unggunan sampah
Di atas bak mobil yang menyerempetku
Siang tadi
Malukah kau bertemu aku?
Atau benci?

Lelaki tua di tepi pagar taman
Kisut di bawah sinar traffic light
Itulah aku
Cahayaku telah lama padam
Sayu
Hilang semua ketidaksabaran
Hilang semua dendam

Selepas maghrib
Kau menjemputku
Kucumbu kau mesra malam itu
Penantianku tak sia-sia

(Makassar, 28 Jan 2004)