Antarnisti

Simple Mind, Simple Writing

Category

Poetry

Mengenalmu, berarti terhenyak Menjabat tanganmu, mengingatkan daku pada angin Lembut bertiup di kedalaman jiwa Untukmu saja, kata ini menjelma puisi, menjelma badik, tetap berkilat, menerangi juluran tahun tak berhingga takdir kasih kita

Kau, Berwajah segar, memetik bintang-bintang, dengan tangan terkepal, meninju matahari

Duhai Juwita

Lidah bergerak kelu Seru sebaris namamu Tangan menggapai lemah Raih sebayang wajah Hati terengkuh duka Merayap perih selaksa Mengembang gurat luka Tangis terbawa serta Musnah rasa mengeruh Patah rasa meluruh Kecewa resah bermancur Nestapa gundah berguyur Rindu aku duhai juwita… Continue Reading →

Sebuah Sajak Kangen

Hampir tiap hari kupandang kado kecilmu dulu saat ultah ke-13… 5 tahun silam Memang sengaja kupasang tepat di atas nafasku Kujadikan ia lampu, Kuberikan ia nyawa, Agar tak terganti oleh apa pun Hafalkah kau, pagiku… Saat mimpi belum diganti Saat… Continue Reading →

Putri Diva

Dengarlah buah hatiku Lafadz yang kulantunkan di telingamu Biar mekar hatimu seperti melati Esok hari… Dengarlah buah hatiku Lepaskan tangismu Teriakkan hadirmu pada dunia Terbang! Dan hinggaplah di hati semua orang Dengan senyum dari sebuah hati damai Dengarlah buah hatiku… Continue Reading →

Temui Aku Malam Ini

Bocah di ujung lorong Depan tukang sate Madura Sepasang sinar kelaparan Meringis Terbungkuk bertekuk Itulah aku Menunggumu sejam yang lalu Sekali lagi kau tak datang Menepati janji Sekali lagi kau hindari aku Mungkin ngeri Atau jijik? Pemuda di simpang empat… Continue Reading →

Adakah asa yang tersisa, ketika mimpi harus musnah di pagi hari? Haruskah berlari tanpa menoleh ke masa lalu? Haruskah melupakan jejak-jejak yang pernah tertinggal?

Pantai ini tak lagi berombak. Nyanyian camar telah lama berlalu, hilang tiada berjejak. Aku hanya menangisi sebuah kehampaan yang terhampar di sepanjang garis cakrawala… ah…

Orang-Orang yang Berebut

Orang-orang pergi-datang memburu matahari. Kota-kota dibiarkan terbakar sendiri, tak jelas apa dimaui. Para tetua hilang wibawa diam kecewa. Orang-orang melewatinya sambil terus berebut, saling mendahului ke arah berganti-berganti. Mereka berkata segala, mereka makan segala, mereka meneguk segala. Ketika matahari semakin… Continue Reading →

© 2025 Antarnisti — Powered by WordPress

Theme by Anders NorenUp ↑