Ironis, ketika orang-orang menggeneralisir keburukan oknum sebagai kebobrokan institusi,
sementara sedikit “kebaikannya” yang “kecil” menjadi begitu tak berati.
Ironis, ketika Unhas dicap kampus brengsek yang patut dibubarkan, sementara alumninya “cukup” getol memberi sumbangsih bagi keadilan hukum di negeri ini.
Tak perlu menyebut Abraham Samad, Margarito Kamis, atau Hamdan Zoelva yang eksis di layar tivi,
sebab cukuplah Baharuddin Lopa, pendekar hukum tanpa tanding di masa lalu yang tak tergantikan hingga kini.
Bagaimanapun, menggeneralisir oknum sebagai institusi adalah pelanggaran terhadap intelektualitas.
Mereka yang melakukan kebodohan ini terhadap Unhas, pastilah di luar unsur Unhas.
Maka biarkanlah mereka bodoh sampai puas.