Ya akhi wal ukhti…
Kadang kita terjebak oleh rasa benci. Terpenjara dalam tumpukan dendam yang berlarut-larut, yang menguras energi positif. Terkadang kita tidak menyadari (atau tidak perduli), seberapa lama sih kita bakal hidup? Besok atau lusa, bisakah kita memastikan bahwa masih ada udara yang memenuhi rongga dada, masih ada darah yang mengaliri pembuluh di tubuh?
Kata orang bijak: meminta maaf itu sulit, tapi memberi maaf justeru lebih sulit.
Kata orang bijak (juga): memberi maaf itu lebih mulia daripada meminta maaf. Bukankah tangan yang di atas lebih baik ketimbang tangan yang di bawah?
Ya akhi wal ukhti,
Memahami hakikat manusiawi, saya tak mungkin luput dari dosa. Memahami hakikat manuasiawi, hidup saya (kita) sesungguhnya hanyalah menunggu mati, menuju hidup yang abadi kelak.
Maka, ya akhi wal ukhti,
Di moment yang sangat indah ini, ijinkanlah saya dengan segala kerendahan hati memohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya perbuat, yang disengaja ataupun tidak. Ijinkan saya dan kita semua memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang suci, agar lebih indah ibadah kita.
Big Stone, 31072011
PS: Maaf buat yang tidak sempat di-tag. :